A. SOAL PEMAHAMAN MATERI
COBA PAHAMI
Soal 1: Jelaskan jumlah secara rinci
alamat IPv4 yang diperbolehkan digunakan di jaringan Internet dan
sebutkan alamat-alamat IPv4 yang tidak boleh digunakan di jaringan
Internet. Berikan alasan kenapa alamat IP tertentu (khusus) tidak boleh
digunakan di jaringan Internet!
Pembahasan :
Dengan memperhatikan kapasitas yang
digunakan pada pengalamatan IPv4 adalah 32 bit maka secara umum dapat
dikatakan jumlah IPv4 adalah 232 = 4.294.967.296 IP Address.
Akan tetepi tidak semua alamat IP bisa dipergunakan begitu saja dalam
pengalamatan di jaringan. Pengalamatan jaringan harus memperhatikan
aturan-aturan pengalamatan IPv4 yang sudah ditentukan yaitu tentang
pengaturan berdasarkan IP Class dan IP Khusus. Pengaturan Kelas IPv4
yaitu :
Class A : 1.0.0.0 s.d 126.255.255.254,
Class B : 128.0.0.0 s.d 191.255.255.254,
Class C : 192.0.0.0 s.d 223.255.255.254,
Class D : 224.0.0.0 s.d 239.255.255.255,
Class E : 240.0.0.0 s.d 254.255.255.254 .
Dari pembagian IP Class tersebut masih
harus memperhatikan tentang beberapa IP yang tidak dipergunakan dalam
pengalamatan terminal yaitu Class D sebagai Alamat Multiclass Address,
Class E untuk di cadangkan, IP Loopback, Broadcast dan IP Private.
Dengan demikian alamat IPv4 yang
digunakan dalam pengalamatan hanya IP Class A, B dan C. Karena IP Class
A, B dan C tersebut masih terdiri dari IP Loopback, IP Address Private,
alamat Jaringan dan Alamat local broadcast maka secara keseluruhan
jumlah alamat IPv4 yang dapat digunakan dalam jaringan dapat diuraikan
sebagai berikut :
Jumlah
bit untuk alamat jaringan kelas A adalah 8bit dikurangi 1bit, sehingga
hasilnya 7bit. 1bit pengurangan tersebut sudah merupakan ketentuan IP
class A karena untuk IP class A sudah ditentukan bahwa bit pertama pada
oktet pertama adalah nol (0xxxxxxx). Di dalam kelas A terdapat IP
pertama nol tidak mungkin digunakan, dan loopback address (127.x.x.x).
Dengan demikian total alamat jaringan kelas A adalah (27- 2)
= 126. Selain itu untuk IP Class A juga terdapat satu alamat jaringan
Private. Sedangkan Class B jumlah bit jaringannya adalah 16bit dikurangi
2bit karena bit pertama class B adalah satu nol (10xxxxxx), dengan
total alamat jaringan adalah 214. Sedangkan IP class C adalah 24 bit dikurangi 3bit sehingga totalnya adalah 221.
Class A : ((27-2)x(224-2)) – (1 x(224-2)) = ((128-2) X (16.777.216 – 2)) – (1x(16.777.216 – 2) = 2.113.929.216 – 16.777.214 = 1.947.151.750
Class B : (214x(216-2))-(16x(216-2)) = (16.384 x (65.536 – 2 )) – (16 x ( 65.536 – 2 )) = 1.073.709.056 – 10.488.576 = 10.63.220.480
Class C : (221x(28-2)) – ( 256 x (28-2)) = (2.097.152 x 254) – (256 x 254) = 532676608 – 65024 = 532.676.608
Sehingga Total Alamat IPv4 yang dapat digunakan di jaringan Internet adalah Total Class A (1.947.151.750) + Total Class B (10.63.220.480) + Total Class C (532.676.608) = 3.543.048.838.
Sedangkan
jumlah alamat IPv4 yang tidak dapat digunakan dalam pengalamatan host
dalam jaringan adalah 4.294.967.296 – 3.543.048.838 = 751.918.458
Alamat IP atau kurang lebih 17%.
Soal 2: Dalam proses komunikasi antara satu terminal
dengan terminal lain dalam jaringan komputer suatu datagram mengalami
proses fragmentasi. Jelaskan proses fragmentasi dan kenapa proses
fragmentasi tersebut terjadi!
Pembahasan :
Suatu
datagram akan ter-fragmentasi jika ukuran dari datagram tersebut lebih
besar dari Maximum Transfer Unit (MTU) perangkat jaringan. Ketika Router
menerima Protocol Data Unit (PDU) lebih besar dari MTU simpul jaringan
berikutnya, pada IPv4 dimungkinkan terjadi dua pilihan. Drop PDU dan
mengirim pesan melalui ICMP yang menjelaskan bahwa kondisi packet
terlalu besar atau di fragmentasi sesuai dengan ukuran simpul jaringan
berikutnya kemudian dikirimkan. Kemudian simpul yang menerima paket IP
terfragmentasi tersebut akan melakukan re-assembly datagram untuk
dikomunikasikan pada protokol layer lebih tinggi.
Soal 3: Bagaimanakah
perincian dari suatu alamat jaringan yang meliputi; alamat IP yang bisa
digunakan, dan alamat broadcast tiap segmentasi jaringan jika sebuah
alamat jaringan 192.168.1.0/24 diubah menjadi 4 sub jaringan dengan
tujuan untuk mengakomodasi pengalamatan jaringan antara 20 sampai 30
alamat IP di masing-masing sub jaringan.
Pembahasan :
Satu alamat
jaringan 192.168.1.0/24 dibagi menjadi 4 sub jaringan, dengan ketentuan
maksimum IP dalam jaringan adalah 30 alamat IP. Dalam kasus ini dapat
dikerjakan dengan menggunakan konsep subnetting conventional karena
jumlah alamat IP dalam masing-masing jaringan sama. Karena menggunakan
conventional subnet maka Subnet Zero dan Subnet-ones tidak diijinkan
untuk digunakan sehingga dengan memperhatikan kebutuhan jumlah host yang
harus terpenuhi 30 alamat IP per subnet, maka dapat digunakan 5 bit
host karena untuk memenuhi 30 ip per subnet yang paling mendekati adalah
25 = 32, sehingga pembagian jaringannnya adalah sebagai berikut :
subnet-1. 192.168.1.0/27 (Subnet-Zero)
subnet-2. 192.168.1.32/27
subnet-3. 192.168.1.64/27
subnet-4. 192.168.1.96/27
subnet-5. 192.168.1.128/27
subnet-6. 192.168.1.160/27
subnet-7. 192.168.1.192/27
subnet-8. 192.168.1.224/27 (Subnet-Ones)
Dari 8 subnet tersebut subnet zero dan
subnet ones tidak boleh digunakan sehingga yang dapat digunakan adalah
subnet ke-2 sampai dengan subnet ke-7. Sedangkan kebutuhan hanya 4
subnet, maka dapat digunakan mulai subnet ke-2 sampai dengan subnet
ke-5, atau boleh subnet lain selain subnet-1 dan subnet-8.
Subnet-2. 192.168.1.32/27
Alamat jaringan = 192.168.1.32
Range IP Host = 192.168.1.33 s.d 192.168.1.62
Alamat IP Broadcast = 192.168.1.63
Subnet-3. 192.168.1.64/27
Alamat jaringan = 192.168.1.64
Range IP Host = 192.168.1.65 s.d 192.168.1.94
Alamat IP Broadcast = 192.168.1.95
Subnet-4. 192.168.1.96/27
Alamat jaringan = 192.168.1.96
Range IP Host = 192.168.1.97 s.d 192.168.1.126
Alamat IP Broadcast = 192.168.1.127
Subnet-5. 192.168.1.128/27
Alamat jaringan = 192.168.1.128
Range IP Host = 192.168.1.129 s.d 192.168.1.158
Alamat IP Broadcast = 192.168.1.159
B. SOAL STUDI KASUS
Sebuah usaha game online yang memiliki 42
unit terminal jaringan sering mengalami kendala dalam hal konektifitas,
yakni jaringan tiba-tiba lambat bahkan sering kali jaringan tersebut
down. Jika seluruh perangkat jaringan yang ada di lantai 2 dan 3 di
restart jaringan tersebut normal kembali. Peralatan jaringan pada game
online tersebut terdiri dari 1 switch di lantai satu yang terhubung
dengan HUB di lantai 2 dan HUB di lantai 3 terhubung pada salah satu
port perangkat jaringan (HUB) di lantai 2. Koneksi ke jaringan Internet
melalui router yang ada di lantai 1 dan terhubung ke suatu ISP sebut
saja J-Net menggunakan koneksi broadband. Masing – masing terminal
tersebar di ke tiga lantai dengan jumlah yang sama. Perangkat Router
tersebut memiliki 4 koneksi ethernet, 1 port terhubung ke ISP dan sat
port terhubung ke switch.
Tugas :
- Gambarkan desain kondisi awal jaringan pada usaha game online tersebut
- Tata ulang konfigurasi jaringan tersebut dengan memperhatikan
network availability, network performance dan network security
berdasarkan pengelolaan perangkat layer-2 (Switch).
- Bagaimanakah manajemen pengalamatan dengan memperhatikan masalah
broadcast traffic dan juga network security berdasarkan technology yang
bisa di akomodasi oleh perangkat layer-3.
Penyelesaian :
1. Desain kondisi awal
Gambar-1 . Desain Awal Jaringan Game Online
2. Tata ulang konfigurasi jaringan tersebut dengan
memperhatikan network availability, network performance dan network
security berdasarkan pengelolaan perangkat layer-2 (Switch).
Gambar-2. Re-konfigurasi jaringan Game Online
Seperti
terlihat pada gambar-2, bahwa penggunaan perangkat HUB seperti pada
gambar-1 kurang tepat karena HUB tidak memiliki kemampuan dalam
penanganan terhadap network collusion sehingga jika terjadi collusion di
lantai 2 akan menggangu lantai 3 dan juga sebaliknya. Akan tetapi untuk
lantai 1 tidak akan mengalami gangguan jaringan yang diakibatkan oleh
terjadinya network collusion karena lantai 1 sudah menggunakan Switch.
Penggunaan switch akan memberikan dampak terhadap peningkatan
performance dan network security.
Jika
menggunakan HUB, komunikasi yang dilakukan oleh salah satu terminal pada
suatu port akan di teruskan ke semua port yang aktif pada HUB tersebut.
Dengan demikian jika salah satu port yang ada di lantai 2 pada gambar 1
mengirimkan pesan ke port yang ada di lantai 2, maka semua port yang
ada di lantai 2 dan semua port yang ada di lantai 3 akan mendapatkan
paket pesan tersebut. Dengan demikian jika konfigurasi kita ubah seperti
pada gambar-2 maka secara otomatis network performance
jaringan game online tersebut akan meningkat. Dengan penggantian switch
dengan konfigurasi seperti pada gambar 2, maka secara tidak langsung
akan mengurangi resiko keamanan karena komunikasi yang dilakukan antar
dua terminal tidak akan di kirimkan ke semua terminal, dengan demikian
dengan konfigurasi seperti pada gambar-2 akan memberikan dampak terhadap
perningkatan network security.
Untuk lebih
meningkatkan pengamanan jaringan dengan menggunakan perangkat Switch,
dapat dilakukan dengan mengkonfigurasi port masing-masing switch dengan port security.
Dengan feature port security yang umumnya dimiliki oleh berbagai
vendor switch manageble maka dapat diberikan batasan MAC Address dari
komputer tertentu yang terdaftar saja yang bisa terkoneksi pada port
tersebut. Bahkan bisa lebih maksimal lagi jika terjadi percobaan koneksi
komputer yang tidak terdaftar pada port tersebut, port dapat langsung
disabled secara otomatis. Dengan memaksimalkan kemampuan switch ini juga
termasuk dalam peningkatan network security pada jaringan game online tersebut.
Sedangkan kaitannya dengan peningkatan network availability, dapat dilakukan dengan menyediakan 2 jalur koneksi antar switch yang umum dikenal dengan port switch redundancy link. Untuk bisa menggunakan konfigurasi redundancy link seperti pada gambar-2 tersebut, switch harus mempunyai kemampuan Spanning Tree Protocol (STP).
Karena jika dua perangkat jaringan yang tidak memiliki kemampuan STP
dipaksa di hubungkan dengan dua koneksi, maka akan mengakibatkan
permasalahan baru di jaringan yakni broadcast storm, loop avoidance dan juga instability mac address tables.
Dengan demikian pemasangan double konektifitas dalam menghubungkan dua
switch dengan kemampuan STP, administrator jaringan sudah tidak perlu
disibukan lagi dengan aktifitas disable/enable port yang menghubungkan 2
switch.